Selasa, 24 April 2012

Batik Kharismatik dari Tuban

Masyarakat Tuban, Jawa Timur, mengenal batik dengan sebutan batik gedog. Gedog berasal dari bunyi dog-dog yang berasal dari alat menenun batik. Perajin batik di Tuban, secara turun temurun membatik pada kain tenun. 


Proses Pembuatan Batik Gedog Tuban.
Proses pembuatan memerlukan waktu sekitar tiga bulan. Perajin melewati proses memintal benang, menenun, membatik dan mewarnai dengan pewarna alami.

















Batik Gedog Tuban Kaya Motif, Warna dan Fungsi. 
Yang khas dari batik Tuban adalah konsistensi perajin untuk melestarikan batik tulis. Mudah saja membedakan batik Tuban, karena batik yang diaplikasikan pada kain tenun hingga katun, kebanyakan adalah batik tulis. Hanya beberapa perajin saja yang masih mengaplikasikan batik cap di Tuban. Terdapat 100 ragam motif batik, 40 diantaranya sudah dipatenkan pemerintah daerah setempat sebagai upaya pelestarian budaya. 


Ragam Motif dan Fungsi
Batik tulis tenun Tuban terbagi dua model, yakni Kain berukuran dua meter (tapih) dan Selendang. 




Kain Batik Gedog, biasa digunakan sebagai hantaran pernikahan dari pihak laki-laki kepada mempelai perempuan. Bagi masyarakat yang berada, calon pengantin laki-laki biasanya membawa 100 lembar kain batik Tuban. 




Selendang Batik Gedog, biasa digunakan kaum ibu untuk menggendong bakul saat ke pasar atau ke sawah. Ada juga selendang yang khusus digunakan untuk menghadiri acara resmi. Karena batik Tuban punya nilai tinggi, masyarakat Tuban biasanya menyimpan kain batik untuk diwariskan kepada anak-anaknya.


Motif Batik Tuban yang Terkenal
Batik Tuban dikenal dengan motif Panji Krentil dan Panji Serong. Motif ini dulu dimiliki oleh kalangan priyayi/pangeran. Batik motif Panji Krentil berwarna nila, diyakini bisa menyembuhkan penyakit.


Motif panji-panjian bisa diaplikasikan dalam bahan katun atau blacu. Selain motif panji, kain batik (tapih) dalam bentuk sarung maupun kain panjang di Tuban juga memiliki motif religi seperti kijing miring dan ilir-ilir.


Selendang batik Tuban juga sama uniknya. Di Tuban dikenal selendang selimun, lokcan dan kembang waluh. Selendang selimun dipercaya memiliki keampuhan menyembuhkan demam. Masyarakat biasa menggunakan selendang selimun untuk menyelimuti seseorang yang demam tinggi, untuk menurunkan panas. 


Logikanya, selendang yang dibuat dengan proses pemintalan benang, penenunan, hingga pewarnaan, semuanya menggunakan bahan alami. Bahan dasar pembuatan batik Tuban berasal dari kayu-kayuan dan tanaman yang ditanam sendiri oleh para perajin. 


Berbeda dengan selendang lokcan yang mendapat pengaruh dari China. Selendang ini digunakan masyarakat setempat untuk menyelimuti seseorang yang disengat kalajengking. Lain lagi dengan selendang waluh, biasanya masyarakat setempat menggunakan selendang ini untuk upacara ritual membuang sial. 


Kain dan selendang batik tulis tenun Tuban biasanya berwarna kecoklatan. Warna gelap menjadi ciri khas batik gedog dari Tuban. Meski begitu, Anda juga bisa menemui batik Tuban berwarna cerah. Namun biasanya, batik warna cerah menggunakan bahan lain di luar kain tenun.


Di luar berbagai tradisi budaya setempat dalam memandang fungsi selendang batik ini, sejatinya batik Tuban punya kharisma dan keindahan yang khas dan unik. Selembar kain batik tenun tulis Tuban mewakili kreativitas perajin yang tak pernah mati, selain juga kegiatan membatik yang mengandalkan bahan dasar dari alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar